Budidaya Mangga untuk Pemula

Tanaman Mangga ( Sumber foto : Haibunda)

Mangga adalah salah satu buah tropis yang paling digemari karena rasa manisnya dan aroma segarnya. Meskipun banyak orang menyukainya, tidak semua tahu cara menanam mangga dengan benar agar bisa berbuah lebat dan sehat.

Tanaman mangga bisa diperbanyak dengan tiga cara utama: semai biji, okulasi, dan cangkok. Penyemaian dilakukan dengan memilih biji dari buah yang sehat, dikeringkan, dikupas kulitnya, lalu ditanam di kotak semai berukuran 100 x 50 x 20 cm. Biji diletakkan dengan bagian perut menghadap ke bawah agar akar tidak bengkok. Selama proses ini, media semai harus tetap lembap. Okulasi adalah metode menempelkan tunas pohon unggulan ke batang bawah dari pohon lain yang kuat, dan biasanya dilakukan saat musim kemarau untuk mencegah pembusukan. Sedangkan cangkok dilakukan dengan memilih batang berdiameter sekitar 2,5 cm dari tanaman yang sudah berumur satu tahun, disayat sepanjang 5 cm, diberi pupuk kandang, lalu dibungkus sabut kelapa dan plastik hingga akar tumbuh.

Tahapan budidaya dimulai dari persiapan lahan. Tanah dibajak sebelum musim hujan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm, tanah bagian atas dipisahkan dan dicampur pupuk kandang, lalu dikembalikan ke lubang tanam. Penanaman dilakukan saat hujan mulai turun. Bibit dimasukkan ke dalam lubang dengan leher akar sekitar 15–20 cm di atas permukaan tanah. Jika ada akar atau cabang mati, dipotong lalu ditutup parafin yang dicampur carbolineum. Pemupukan menggunakan pupuk NPK diberikan di pertengahan musim hujan dengan cara ditanam di lubang-lubang kecil sekitar pohon sesuai lebar tajuk. Dosis pupuk disesuaikan usia pohon—pohon muda cukup 0,5–1 kg, pohon besar 2–3 kg. Tambahan pupuk kandang diberikan pada akhir musim hujan, dan jika perlu bisa ditambah pupuk daun semprot untuk tanaman muda yang kekurangan unsur hara.

Pembentukan tajuk dilakukan mulai tahun kedua dengan memangkas batang utama pada ketinggian 50–60 cm, lalu dibiarkan tumbuh 3–4 cabang utama yang merata. Tahun ketiga, setiap cabang tersebut kembali dipangkas dan disisakan cabang baru dengan jumlah sama. Pemeliharaan dilakukan rutin di tahun pertama dengan mengendalikan gulma, menggemburkan tanah di sekitar batang 3–4 kali setahun, lalu ditutup jerami. Tambahkan pagar untuk melindungi tanaman, ganti bibit yang mati, dan potong cabang yang terkena benalu setahun sekali bersamaan dengan pemangkasan pohon.

Dalam budidaya mangga, penting untuk waspada terhadap serangan hama dan penyakit. Beberapa hama seperti Cicadelidae bisa dikendalikan dengan insektisida diazion, kutu putih dengan racun kontak, semut dengan membakar sarangnya, Aulacophora dengan racun perut, dan wareng mangga dengan mencabut tanaman yang terserang. Hama lain seperti penggerek buah, kepik penghisap daun, penggerek ranting, dan lalat buah bisa dikendalikan dengan pemangkasan dan penyemprotan insektisida yang sesuai. Untuk gangguan dari kelelawar atau kalong, bisa dipasang kincir angin yang menghasilkan suara sebagai penakut. Sedangkan penyakit seperti Gleosporium dan Diplodia dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida seperti bubur bordo atau benlate, dan pengupasan kulit batang yang terkena.