Padi Abadi: Tanam Sekali, Panen Berkali-kali”

Foto dibuat dengan AI

Klik Agrosiana.com – Padi abadi adalah inovasi pertanian terbaru dari ilmuwan Cina yang berpotensi merevolusi cara kita menanam dan memanen padi. Berbeda dari varietas konvensional, padi abadi tidak perlu ditanam ulang setiap musim. Setelah panen, tanaman ini akan tumbuh kembali dengan sendirinya. Teknologi ini dikembangkan melalui persilangan antara padi tahunan (Oryza sativa) dan padi liar abadi (Oryza longistaminata), menghasilkan varietas yang mampu bertahan hidup dan terus berproduksi dalam beberapa musim.

Manfaat dari padi abadi sangat besar, terutama bagi petani. Karena tidak perlu melakukan penanaman ulang, proses budidaya menjadi jauh lebih efisien. Petani bisa menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Dalam jangka panjang, ini berkontribusi pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Selain itu, karena penggunaan alat berat dan input pertanian seperti pupuk dan bahan bakar bisa dikurangi, dampaknya terhadap lingkungan juga lebih ringan. Emisi karbon berkurang, tanah tidak terlalu sering digarap, dan kualitas ekosistem sawah meningkat.

Di Cina, padi abadi telah diuji di beberapa daerah dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Produktivitasnya stabil hingga tiga musim berturut-turut, dan lahannya menunjukkan penurunan erosi tanah serta peningkatan keanekaragaman hayati. Ini menjadikan padi abadi bukan hanya solusi teknis, tapi juga bagian dari pendekatan pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Potensi padi abadi tidak terbatas di Cina. Negara-negara tropis seperti Indonesia juga bisa mengadopsi teknologi ini, terutama di wilayah dengan intensitas pertanian tinggi dan risiko perubahan iklim yang semakin nyata. Dengan adopsi yang tepat, padi abadi bisa menjadi salah satu kunci dalam memperkuat ketahanan pangan nasional dan global di masa depan.

Padi abadi bukan sekadar inovasi, tetapi langkah nyata menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan manusiawi.

Sumber: Penelitian Pusat Ilmu Tanaman Cina